Pages

Wednesday 14 October 2015

Kulineri Kian Asik dengan Kehadiran Aplikasi OpenSnap

Bila bicara rasa setiap lidah tidak akan sama penilaiannya terhadap sebuah makanan yang serupa. Yang saya suka belum tentu orang lain pun suka. Dalam satu keluarga saja belum tentu memiliki selera yang sama.  Lalu apakah lidah saya sama seperti kebanyakan orang atau termasuk salah satu yang unik? Penasaran!!

Aplikasi OpenSnap

Hm, kamu tahu aplikasi OpenSnap kan? Tau donk yah. Itu loh aplikasi Social Dining Guide. OpenSnap merupakan produk keluaran dari OpenRice. OpenRice sendiri sudah lama bergerak dalam ulas mengulas berbagai jenis resto. Pada tahun 1999 perusahaan online ini didirikan di Hongkong dan mengembangkan sayapnya ke Indonesia pada bulan April 2010. Kemudian pada pertengahan April 2014 OpenSnap pun diluncurkan oleh OpenRice.

OpenSnap hadir untuk memenuhi kebutuhan pencinta kuliner. Itu yang saya tangkap setelah membaca berbagai sumber yang mengulas tentang aplikasi satu ini. Melalui sebuah foto kamu dapat memperoleh banyak informasi. Saat ini terdapat beberapa feature baru, diantaranya :
  • Personalized Your Food App by Bookmark 
Di sini kamu bisa memberi tanda pada restoran atau makanan yang menjadi favoritmu. Semakin banyak tanda yang diberikan terhadap resto atau makanan maka semakin populer tempat makan atau panganan tersebut.

  • Map View
Pada bagian ini kamu bisa melihat restoran terdekat dari posisi kamu berdiri. Fitur ini sangat menolong ketika kita berada disebuah daerah yang baru dikunjungi. 



Mie Ayam Sijempol dan Aplikasi OpenSnap 

Suami saya tuch suka sekali dengan makanan yang berbahan dasar mie. Mie ayam, mie goreng, mie rebus, soto mie, mie kocok, kwitiau goreng, kwitiau rebus dan lain sebagainya. Tak hanya doyan makannya saja, suami saya juga pandai mengolah ragam masakan yang menggunakan mie. Kalau sudah menyangkut mie, dapur otomatis saya serahkan ke tangan suami. Karena olahannya memang terasa lebih nikmat. Anak-anak kami pun mengakui bila bapak mereka lebih jago dalam mengolah mie ketimbang saya.
mie ayam yamin bakso pangsit
Di komplek perumahan kami ada beberapa penjual mie ayam. Dari yang gerobak dorong hingga ruko (rumah toko) hampir semua telah dicoba oleh suami saya. Bila kami keluar pun resto-resto yang menyediakan menu berbahan mie kerap menjadi tujuan melepas selera.

mie ayam yamin bakso
mie ayam pangsit
Minggu lalu giliran mie Sijempol yang menjadi tempat kami memanjakan lidah. Saat itu hari masih pagi. Tampak beberapa pembeli tengah menikmati hidangan di meja masing-masing. Tampak mangkok-mangkok mie ayam hampir selalu ada ditiap meja. Meki nama restonya menyanding mie ayam namu menu yang ditawarkan tidak melulu tentang mie ayan. Tapi mie ayam memang menjadi menu favorit banyak orang. 

Saya, suami dan anak-anak pun memesan jenis makanan yang sama, mie ayam. Hanya cara penyajiannya saja yang membedakan pesanan kami. Suami dan anak-anak memesan mie ayam yamin. dan saya sendiri memesan mie ayam biasa. Nah, ketika mengetahui OpenSnap langsung dech saya buat akun di aplikasi tersebut dan jepret, jepret, jepret langsung upload dan dilabelin sesuai nama makanan dan restorannya. Eksis!!

mie ayam Sijempol
menu dan harga mie ayam Sijempol
OpenSnap dan Resto-Resto Favorit

Hadirnya aplikasi yang bisa digunakan untuk berbagi foto-foto makanan yang tengah diminati menjadi jawaban bagi penikmat kuliner. Jujur saja saya baru mengetahui bila ada aplikasi seperti OpenSnap ini. Setelah mencoba mengunduh satu dua foto, melihat fitur-fitur yang ditawarkan, aplikasi ini mempermudah pencinta kuliner dalam mencari makanan apa saja yang menjadi tujuan wisata kuliner selanjutnya. 

Saya bisa melihat restoran-restoran yang disukai banyak orang, saya juga bisa mengetahui makanan apa saja yang patut segera untuk didatang, dan yang tak kalah menarik adalah ternyata lidah saya hampir sama seperti kebanyakan orang. :))
  • Jejak Pertama di Kedai Kita
http://www.opensnap.com/id/jakarta/r-kedai-kita-pajajaran-italian-pizza-pasta-r15537

Bulan lalu kami sekeluarga pergi ke Bogor. Saat itu saya belum mengenal yang namanya OpenSnap. Dalam perjalanan pulang kawan suami saya menyarankan untuk singgah ke Kedai Kita. Konon pizza bakar menjadi andalan dari Kedai Kita. Kami pun mengikuti sarannya dan memesan menu yang disarankan. Karena baru pertama kali ke Kedai Kita saya pun penasaran terhadap ulasan dari kedai tersebut. Dengan OpenSnap saya bisa mengetahuinya. Dan tempat ini cocok untuk tempat makan keluarga. Ramai, riuh dan yang pasti makanannya enak.
  • Bebek Pertama Si Kakak
Restoran yang menyediakan menu bebek banyak. Hanya saja resto yang berhasil memancing selera si kakak, anak pertama saya cuma satu yaitu Bebek Kaleyo Rawamangun. Menurut anak saya daging bebeknya lembut. Taburan kriuk di atasnya kian menambah kelezatan menu satu ini.  Karena tuan putri saya yang satu ini sangat pemilih makanan jadi terima kasih dech untuk Bebek Kaleyo. :))


Akun OpenSnap Saya

Akun OpenSnap saya ini masih muda. Tapi kamu sudah bisa mengikutinya kok. Nanti saya pun akan balas follow akun kamu. Adanya akun ini membantu saya menemukan tempat-tempat makanan favorit dengan makanan yang kelezatannya diakui banyak orang. Jika belum buat, buat yuk, trus ntar kita saling follow dech. :))) 
akun saya 

Udang Berselimut Tepung

Mencari cemilan yang sesuai dengan selera anak itu gampang. Tapi camilan yang sehat itu yang tak mudah. Beberapa cemilan pernah saya hadirkan di tengah-tengah keluarga tercinta. Satu yang sering adalah udang goreng tepung.
udang berselimut tepung
Udang kaya akan kalsium dan protein namun rendah energi. Berkolesterol maka konsumsilah udang dalam batas yang wajar. Daging udang memang sudah enak. Hanya digoreng biasa saja sudah enak. Apalagi bila dipadu padankan dengan bumbu-bumbu yang lezatos. Tambah makyuss. 

Hanya saja udang goreng tepung buatan saya tidak bisa digunakan sebagai pendamping nasi. Karena setelah menggoreng usai, udang goreng tepung di piring kaca pun selesai. :D

Iya, anak-anak saya suka sekali dengan panganan yang berbahan baku dari udang. Gara-gara udang terjadilah accident entah lucu atau justru memalukan. 

Kejadian itu terjadi ketika anak pertama saya masih berusia batita. Saat itu kami tengah bermain ke rumah tetangga. Kebetulang sang tetangga sedang makan siang dengan lauknya udang goreng. Udang galah yang diolahnya hanya bertaburkan garam. Minim bumbu. Tapi aroma yang dikeluarkan sunguh menggoda. Entah kenapa tiba-tiba saya pergi ke dalam rumah kawan saya itu. Dan meninggalkan si sulung di depan bersama nasi dan si udang goreng di sebuah piring. Dan ketika saya kembali ke halaman rumah si pemilik rumah, saya dikejutkan dengan hal yang diluar perkiraan saya. 

"El, roro ngambil udangku. gak papa sich, tapi lain kali bilang dulu ya Ro." 

Aduh malu-maluin kan. :(((

Semenjak itu saya kerap menggoreng udang. Bukan untuk laut tapi untuk cemilan anak-anak. Berikut bahan dan cara membuatnya.

Bahan-bahan :
- 1/2 kg udang galah uluran sedang
- tepung
- merica
- garam

Cara membuat : 
- Buang kepala, ekor dan kulit udang. Belah bagian punggung dan buang kotoran yang ada di dalamnya.
- Siapkan adnan tepungnya dengan memberi air sedikit demi sedikit beri garam dan merica secukupya.
- Lumurkan udang dengan adonan tepung lalu goreng higga warna kuning kecoklatan.
- Udang berselimut tepung pun siap disajikan.

Satu lagi cemilan favorit anak-anak saya adalah udang goreng berselimutkan tepung roti. Lain kali saya akan bahas itu di sini juga. Dan semoga mini tulisan kali ini bisa bermanfaat.

Sop Ayam Minim Bumbu Tanpa Penyedap

Pada tahu-tahun awal pernikahan saya belum paham memasak. hehe. Namun seiring waktu ketrampilan memasak kian terasah. Kisah masak memasak ini dimulai ketika saya dan keluarga pindah ke pulau Borneo. Di sana beberapa harga bisa berkali-kali lipat dari harga barang di tanah Jawa. Sehingga pengeluaran kami pun otomatis lebih besar dari biasanya.

Memasak adalah cara tepat dalam membatasi pengeluaran keluarga kecil saya. Masalahnya ketika kami tinggal di Samarinda saya benar-benar belum pernah memasak apa pun. Dulu saya pernah mencoba menggoreng tempe. Tempe saya potong-potong sedikit tipis. Setelahnya tempe saya rendam dalam air bergaram. Setelah sekian lama direndam tempe pun saya goreng. Lalu tempe disajikan dalam piring kaca, Warna tempe sesuai dengan yang saya harapkan. Saya pun antusias donk dengan hasil memasak saya. Tanpa menaruh curiga tempe langsung saya sikat. Sayang tempe hanya bertahan sebentar di mulut saya. Selebihnya tempe goreng itu berakhir pada tempat sampah. Kasian.

Itu kegagalan pertama saya. Pelajaran yang saya dapat dari kejadian tempe tersebut adalah satu sendok makan garam itu terlampau banyak bila digunakan untuk air rendama tempe. Ya, garam cukup seujung sendok saja. Tak heran tempe goreng saya rasanya sangat asin.

Lalu ketika suami saya ditugaskan di pulau Kalimantan. Memasak menjadi hal baru bagi saya. Tak ada satu pun menu yang saya paham. Untungnya saya meiliki ibu kos yang baik hati. Dari beliaulah saya belajar memasak. Resep pertama yang saya coba adalah sop ayam. Bahan-bahannya mudah ditemukan. Bumbunya pun tak banyak. Dan satu lagi, sop ayam yang diajarkan beliau tidak menggunakan penyedap. Untuk mendapatkan rasa hanya memainkan garam dan gula.
sop ayam
Sop ayam saya sangat sederhana tapi kaya gizi. Berikut sop ayam nan sederhana itu :

Bahan-bahan :
- 1/2 potong ayam ukuran sedang lalu potong-potong sesuai selera
- 5 butir bawang merah
- 2 siung bawang putih
- 3 buah wortel lokal, banyaknya wortel disesuaikan selera.
- satu buah kentang ukuran sedang, banyaknya kentang sesuaikan selera.
- 2 ikat seledri
- 1 batang daun bawang
- 1/2 buah biji pala
- merica secukupnya
- garam secukupnya

Cara memasak :
- Rebus 2 liter air. setelah mendidih masukan ayam yang telah dibersihkan lalu beri biji pala.
- Daging ayam telah matang masukkan wortel yang telah dipotong-potong. 
- Masukkan kentang ketika dirasa wortel telah sedikit empuk.
- Tumis bawang merah, bawang putih yang telah diiris.
- Masukkan daun bawang potong kasar dan seikat seledri.
- Beri garam, gula dan merica.
- Sop ayam siap dihidangkan.

Bahan, bumbu dan caranya sangat sederhana jadi mudah sekali bila untuk dipraktekkan. Memasak tidak hanya menghemat pengeluaran tapi juga menjamin kesehatan keluarga tetap terjaga. :))

Tahu Baso Ungaran

Oleh-oleh dari Semarang.

Awal bulan ini suami saya pergi ke resepsi pernikahan rekan kerjanya. Daerah tujuan adalah Demak. Saya dan anak-anak tidak turut serta karena suami pergi bersama kawan-kawan kantornya. Di rumah anak-anak heboh minta dibawakan berbagai macam oleh-oleh. Tapi ada satu yang memang sudah menjadi target suami saya dari rumah. Panganan yang ingin dibelikannya untuk kami itu adalah tahu ungaran,
tahu baso ungaran
Hm, saya kira tahu ungaran adalah oleh-oleh yang berasal dari Demak. Setelah browsing, ternyata tahu ungaran merupakan produk lokal daerah Semarang. Ya, untuk sampai ke Demak suami harus melewati Semarang terlebih dahulu. 

Gini nich asiknya bila pergi menggunakan kendaraan pribadi. Meski mungkin akan terasa lebih letih namun rasa lelah tersebut akan terhibur dengan pemandangan yang disajikan oleh tempat-tempat yang dilewati. Namun sayangnya kemaren suami melakukan perjalanan pada malam hari jadi eksotisme negeri ini tak tertangkap oleh matanya. Sayang.

Namun pergi tanpa mengantongi cuti dari atasan itu selalu dikejar-kejar oleh waktu. Batasan waktu telah jelas, harus tepat, dan harus pas. Tak boleh ada penambahan waktu. Apa kata atasannya nanti bila pulang tidak sesuia dengan jadwal yang telah ditentukan. Emang lu kerja di perusahaan nenek lu? mungkin bosnya suami saya akan bilang seperti itu ya.. hehe.. Pegawai itu memang mesti manut jika masih mau menerima gaji. :)))

36 jam lamanya waktu tempuh Jakarta-Demak-Jakarta. Seandainya saya dan anak-anak kemaren turut serta ke Demak, mungkin perjalanan yang memakan waktu 36 jam itu akan berubah menjadi lebih lama. 

Tujuan perjalanan memang ke Demak. Namun oleh-oleh yang dibawa berasal dari Semarang. Di Semarang tidak hanya tahu ungaran saja yang menjadi "pimadona" oleh-oleh bagi pelancong. Ada banyak makanan khas Semarang yang enak dan nikmat. Dua diantaranya adalah lumpia dan wingko babat yang menjadi favorit saya. Namun tahu ungaran ini memang belum terlalu akrab dengan lidah saya dan anak-anak. Jadi suami pun memutuskan untuk membeli tahu ungaran sebagai pilihan oleh-oleh untuk kami di rumah.

Tahu ungaran dapat disajikan dengan beberapa cara. Bisa langsung dihidangkan, bisa juga melalui proses penggorengan terlebih dahulu. Menggoreng tahu baso ungaran pun bisa divariasikan sesuai dengan selera. Tempo lalu ada dua cara menggoreng yang saya gunakan. 

Pertama, digoreng tanpa dilumuri dengan telor. Keluarkan tahu dari freezer lalu biarkan selama 15 s/d 30 menit agar tahu tidak beku sehingga mudah untuk dipotong-potong. Setelah tahu dirasa tidak beku, goreng tahu dengan menggunakan api sedang. Angkat tahu jika warna telah berubah coklat. Tahu pun siap disajikan.
tahu baso ungaran digoreng biasa
Kedua, digoreng dengan menggunakan dilumuri telor kocok yang telah diberi garam. Keluarkan tahu dari freezer lalu biarkan selama 15 s/d 30 menit agar tahu tidak beku sehingga mudah untuk dipotong-potong. Siapkan telur kocok yang telah diberi sedikit garam. Lumuri tahu dengan telur kocok. Goreng tahu hingga warna berubah coklat. Tahu pun siap disajikan.
tahu baso ungaran digoreng dengan dilumuri kocokan telor bergaram
Namun apa pun tindakan yang diambil dalam penyajian tahu baso ungaran hasilnya tetap sama. Yaitu tetap ENAK!! 

Bila ada kesempatan ke Demak atau Semarang lagi ada beberapa tempat yang menjadi target saya. Tapi yang jelas tahu ungaran tetap masuk dalam daftar donk. :))

Saturday 10 October 2015

Randang Ciek Uda!!!

"Darah Minang namun besar dirantau. Itulah saya. Bahasa minang memang tak cakap, namun tradisi memasak rendang pada waktu-waktu tertentu tak hilang begitu saja."


Rendang menjadi menu wajib ketika hari raya tiba. Atau menjadi hidangan istimewa ketika kembali berkumpul bersama keluarga di kampung. Dan menjadi bekal yang tepat ketika harus menempuh perjalanan jauh dan memakan waktu berhari-hari.

Sejarah Rendang

Masakan nusantara memililki sejarahnya sendiri-sendiri. Banyak faktor pembentuk cita rasa kuliner yang ada di pelosok-pelosok negeri. Salah satunya letak geografis negeri ini yang diapit oleh Benua Asia dan Benua Australia dan diantara Samudera Hindia dan Samuder Pasifik menjadikannya sebagai posisi strategis untuk perniagaan. Tempo dulu Sumatera Barat menjadi salah satu jalur rempah yang wajib dilewati oleh negara-negara yang terlibat dalam jual beli antar bangsa ini. 

Kedatangan bangsa lain ke ranah minang turut memberi andil dalam perkembangan kebudayaan atau pun tradisi orang Minang. Dengan keikutsertaan bangsa India dan Arab dalam dunia perniagaan di masa silam meninggalkan jejak pada bumbu dan cita rasa masakan Minang. Terutama India yang terkenal dengan hidangannya nan kaya akan rempah memberi warna tersendiri bagi kuliner Minangkabau. Konon karena itulah masakan Minang sangat kental dengan bumbu dan rempah-rempah yang menyengat, menusuk hidung serta menguarkan aroma yang menggoda. Dan satu yang populer hingga manca negara adalah rendang.

Bila bicara sejarah rendang, Prof. Dr. Gusti Anan sebagai sejarahwan dari Universitas Andalas memiliki pandangannya sendiri. Menurut beliau keberadaan rendang ada sejak abad ke 16. Ramainya Bandar Malaka sebagai pusat perdagangan pada abad ke 15 dan 16 menjadikan Malaka sebagai tujuan merantau banyak orang. Termasuk orang Minangkabau yang memang terkenal dangan budaya merantaunya. 

Dulu jalur transportasi yang digunakan adalah sungai. Membelah sungai untuk sampai ke Bandar Malaka memakan waktu yang tidak sebentar. Sementara sepanjang perjalanan makanan sukar ditemukan karena tidak adanya perkampungan yang dapat disinggahi. Maka dicarilah cara membuat bekal yang tahan hingga berhari-hari bahkan bisa sampai berbulan-bulan. Akhirnya rendang pun ditemukan dengan memasak daging berkuah santan dan bertaburkan berbagai macam bumbu dan rempah-rempah lalu dikeringkan hingga warnanya berubah menjadi hitam.

Filosofi di Balik Hitamnya Rendang

Dibalik hitamnya rendang terdapat filosofi yang dapat menggambarkan masyarakat Minangkabau secara utuh. Pertama, daging (dagiang) diidentikkan dengan niniak mamak yaitu sebagai petingi adat. Kedua, kelapa (karambia) menggambarkan sebagai kaum terpelajar (cadiak pandai).Ketiga, Cabai (lado) dikaitkan dengan alim ulama yang berani berkata tegas dan pedas seperti rasa cabai. Dan yang keempat, bumbu-bumbu (pemasak) mewakili masyarakat minang pada umumnya yang menjalankan fungsinya sebagaimana peran masing-masing.

Kandungan Bahan-Bahan Rendang

Bumbu-bumbu alami yang digunakan pada rendang bersifat sebagai antiseptik yang mampu membunuh bakteri patogen dan berfungis sebagai pengawet alami. Selain itu bawang merah, bawang putih, jahe dan lengkuas memiliki antimikroba yang cukup kuat. Didukung dengan proses memasak yang lama membuat rendang kering dan memiliki kadar air yang rendah. Maka tak heran bila rendang dapat bertahan lama hingga berminggu-minggu.

Berikut informasi rincian kandungan gizi yang terdapat dalam 100 gr rendang.
Jumlah kandungan energi = 193 kkal
Jumlah kandungan protein = 22,6 gr
Jumlah kandungan lemak = 7,9 gr
Jumlah kandungan karbohidrat = 7,8 gr
Jumlah kandungan kalsium = 474 mg
Jumlah kandungan fosfor = 211 mg
Jumlah kandungan zat besi = 14,9 mg
Jumlah kandungan vitamin A = 69 IU
Jumlah kandungan vitamin B1 = 0,12 mg
Jumlah kandungan Vitamin C = 0 mg

Kini rendang telah mendapat pengakuan dari dunia. Masakan asal Sumatera Barat ini dinobatkan oleh CNN Internasional sebagai makanan terlezat diantara 50 hidangan terlezat dunia ( World's 50 Most Delicious Foods )

Bahan-Bahan dan Cara Memasak

Ada beberapa tahapan memasak yang wajib dilewati bila rendang ingin sempurna.
Pertama, gulai. Pada tahap ini santan masih sangat encer namun daging sudah masak dan dapat dimakan.
Kedua, kalio. Kuah santan sudah mulai mengental dan warna pun berubah coklat. Tapi pada tahap ini belum bisa dikatakan rendang. 
Ketiga, rendang. Untuk mencapai tahapan rendang disarankan menggunakan api kecil. Pada tahap ini diperlukan kesabaran dan ketelatenan dalam mengaduk rendang agar warna hitam mencapai sempurna dan bentuk daging tidak hancur.

Bahan yang diperlukan :
1. 1 kg daging sapi, pilihlah yang rendah lemak lalu potong sesuai selera
2. 3 butir kelapa ukuran besar
3. 1/4 kg kentang baby, bersihkan kentang baby dengan sisa ampas kelapa

Bumbu-bumbu yang dihaluskan :
1. 15 siung bawang merah
2. 7 siung bawang putih
3. 1 ons cabai merah
4. 2 ruas jahe dikupas lalu bersihkan
5. 3 ruas lengkuas
6. 1/4 butir pala
7. 1 sdt merica
8. 2 sdt ketumbar sangrai
9. 3 buah kemiri
10. 1/4 sdt jinten

Pelengkap :
1. 2 batang serai
2. 2 lembar daun kunyit diikat
3. 5 lembar daun jeruk

Cara Memasak :
1. Rebus santan beserta bumbu yang dihaluskan dan bahan pelengkap. Aduk terus hingga mendidih.
2. Setelah santan mendidih masukkan daging yang telah dipotong-potong lalu sekali-kali diaduk.
3. Setelah kuah berkurang masukkan kentang baby dan aduk sekali-kali agar daging tidak hancur.
4. Kecilkan api dan aduk sekali-kali agar rendang tidak gosong di dasar wajan hingga kuah kering hingga minyak keluar. Rendang siap setelah warna telah berubah hitam.

Sebagai urang awak saya turut bangga terhadap predikat yang disandang oleh rendang. Memasaknya memang membutuhkan waktu yang lama. Sabar, sabar dan sabar dalam mengolah rendang sangat diperlukan agar warna hitamnya bisa sempurna. Karena bukan rendang namanya bila warnanya tidak hitam.[*]

#Jelajah Gizi



Bahan bacaan :
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Rendang
2.http://www.organisasi.org/1970/01/isi-kandungan-gizi-rendang-komposisi-nutrisi-bahan-makanan.html