Rasanya memasak tanpa sambal itu belum lengkap. Dan menghaluskan cabai menggunakan blender itu belum sempurna. Tetapi membeli cobek batu di pasaran pun tak mudah, gampang-gampang susah.
Dulu, nenek saya memiliki batu giling dengan warna hitam yang cantik. Permukaannya halus dengan tekstur batu yang masih tampak. Kini, setelah saya menjadi seorang ibu, saya baru tahu bila batu giling ada juga yang dicampur dengan semen. Waduh, curiga bumbu-bumbu yang dihaluskan sedikit banyak akan membawa bahan campuran tersebut. Dan kualitas yang dihasilkan pun kemungkinan tak seapik bila menggunakan batu giling tanpa campuran.
Menggunakan batu giling untuk menghaluskan bumbu-bumbu dapur tentu karena ingin mendapati citra rasa yang baik di lidah. Konon mengulek bumbu-bumbu dapur menggunakan batu giling akan menghasilkan aroma kelezatan yang berbeda bila dibandingkan sayatan-sayatan tajam pisau-pisau blender yang berputar dengan cepat. Karena itulah akhirnya setelah sekian tempo cobek batu itu puu menghiasi dapur saya.
Membeli sebuah cobek tak berarti urusan masak memasak terselesaikan. Memang penjual jelas-jelas mengatakan bahwa cobek yang saya beli murni terbuat dari batu bukan campuran. Susah payah si penjual meyakinkan keaslian barang dagangannya itu. Memasak untuk keluarga tercinta membuat saya harus berhati-hati dalam menentukan alat-alat dapur. Setelah bahas sana bahas sini si penjual mengeluarkan jurus jitunya. Dia berkata, " ya udah gini aja, ntar kalo batu ini gak asli balikin aja ke mari." Wah, ternyata garansi tidak hanya didapat di toko-toko besar. Dan tidak juga khusus ditujukan ke barang-barang elektronik dengan harga yang fantastis. Di pasar tradisional, disebuah toko kecil, saya mendapati sebuah jaminan dari produk yang dibanderol sangat bersahabat dengan kantong ibu rumah tangga seperti saya. Batu giling itu cuma dihargai tak lebih dari lima puluh ribu rupiah. Kerenkan? :)
Saya tidak hanya memperoleh garansi produk tapi juga diberikan trik cara membersihkan cobek batu baru yaitu dengan menggunakan ampas kelapa. Sebenarnya ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membersihkan cobek batu ini, diantaranya :
1. Menggunakan ampas kelapa.
Ampas kelapa yang diulek dibatu giling yang baru dibeli akan berubah warnanya menjadi hitam. Perubahan warna tersebut adalah bagian dari proses membersihkan batu giling. Untuk memperoleh batu giling yang bebas dari sisa-sisa batu yang dipahat lakukan beberapa kali pengulekan ampas kelapa hingga mengalami perubahan warna yang tidak mencolok setelah itu cuci dan bersihkan.
2. Memberikan air pada permukaan cobek.
Satu malam suntuk adalah tempo yang disarankan banyak orang kepada saya. Memberikan air pada permukaan cobek selain dapat membersihkan juga dapat menguji bahan baku dari batu giling. Apakah terbuat dari bahan campuran atau memang murni batu. Caranya lihat perubahan warna yang terjadi pada air di permukaan cobek. Bila berubah menjadi keruh itu tandanya batu giling terbuat dari bahan campuran. Bila air tetap jernih, berarti cobek terbuat dari batu tulen. Selain itu dapat juga digunakan untuk mengetahui bila terjadi kebocoran. Yaitu dengan melihat apakah jumlah air pada permukaan cobek berkurang. Bila berkurang itu petunjuk telah adanya kebocoran pada cobek batu.
3. Menggunakan akar kangkung dan akar bayam.
Sama seperti menggunakan ampas kelapa. Ulek akar kangkung dan akar bayam setelah itu cuci dan bersihkan.
Cobek digunakan untuk berbagai keperluan. Satu yang kerap dilakukan nenek saya dulu adalah menumbuk jengkol. Hingga kini sambal lado jariang buatan nenek tak tertandingi. Dengan adanya batu giling mungkin rasa yang serupa sambal lado jariang buatan almarhum nenek saya bisa kembali dihadirkan di tengah-tengah keluarga kecil saya. Dan semoga saja memang seperti itu. :)