Pages

Thursday, 3 December 2015

Rainbow Cake Kukus

Hari baru saja dimulai. Si sulung sudah diantar ke sekolahnya. Sibungsu pun sudah menyusl kawan-kawab bermainnya di tempat biasa mereka belajar. Di rumah kamilah yang tersisa, suamiku dan aku. Tak ada kedua tuan putri rumah mungil terasa sepi. Dan tubuhku yang baru saja lepas dari sakit menjadi alasan rasa pusing sekali-kali kembali menyapa. Tiba-tiba terbersit begitu saja sebuah keingginan baru pada awal hari senin lalu. Aku akan menyibukkan diriku di dapur dan menghirup aroma yang dikeluarkan oleh adonan-adonan kue yang akan kubuat. Ya, inilah pengalaman pertamaku bersentuhan dengan telur, gula, mentega, dan mixer.

Langkah pertama tentukan dulu resep yang akan kucoba. Bidikanku adalah kue berpelangi. Mataku menulusri list-list yang menyajikan beragam cara membuat Rainbow Cake yang ingin kubuat. Lalu ada satu yang tampaknya layak untuk diuji cobakan. Sumber resep itu pun kudapat dari sini. Entah apakah link tersebut memang pencetus awal dari resep yang kubuat. Hanya saja dari situlah kumendapat resep Rainbow Cake Kukus kali ini. Berikut cara-cara yang disarankan.

Bahan-bahan utama Rainbow Cake: 

1. Siapkan 250 gr tepung terigu
2. Kemudian siapkan juga 350 gram gula pasir
3. 10 butir telur
4. 75 ml mentega yang dilelehkan
5. 1 sendok teh vanila bubuk
6. 1 sendok teh garam
7. 1 sendok teh emulsifier (Emulsifier atau zat pengemulsi adalah zat untuk membantu menjaga kestabilan emulsi serta membantu melembutkan campuran gula dan telur). Anda bisa menggunakan beberapa merk pengemulsi seperti ovalett, alfagell atau baking soda lainnya.
8. Jangan lupa juga sediakan macam-macam pewarna makanan merah, kuning, hijau, biru, ungu dan oranye dengan takaran secukupnya


Cara membuat rainbow cake: 

1. Pertama-tama kocok telur yang dicampur gula pasir hingga menjadi adonan yang halus. Kemudian tuang emulsifier perlahan-lahan taburkan vanili bubuk serta garam. Terus kocok adonan telur dan gula pasir tersebut hingga terlihat mengembang. Untuk bisa membuat adonan yang sempurna, anda membutuhkan sebuah mixer untuk mengaduknya.
2. Ambil beberapa sendok adonan kemudian tempatkan pada wadah kecil seperti mangkok atau piring, masukan mentega dan  tepung terigu sedikit demi sedikit kemudian diaduk hingga tercampur rata dan sisihkan. Buat hingga menjadi 6 bagian adonan dengan macam-macam warna menggunakan pewarna makanan.
3. Gunakan loyang dengan ukuran diameter 24 cm. Kemudian kukus adonan selama kurang lebih 20-25 menit, angkat dan dinginkan.
4. Susun bolu kukus dengan warna yang diinginkan sesuai selera. Beri olesan Buttercream tipis-tipis (lihat pembuatan buttercream setelah pembuatan rainbow cake dibawah), tumpuk dan beri olesan buttercream.
5. Lapisi semua bagian luar bolu dengan buttercream hingga merata
Beri hiasan sebagai pemanis. Anda bisa menambahkan buah cherry, kismis atau strawberry atau gula-gula pada bagian topping-nya agar terlihat lebih cantik.

Khusus untuk Buttercream yang digunakan sebagai pembungkus rainbow cake agar lebih legit, lembut dan beraroma lemon, maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

Bahan utama Buttercream yang digunakan untuk menghias Rainbow Cake :

1. Siapkan 9 butir telur yang digunakan hanya putihnya saja
2. 350 gram gula pasir
3. 500 gram butter atau mentega tanpa garam
4. 2 sendok teh ekstrak jeruk nipis (lemon) atau air perasan jeruk.


Cara membuat Buttercream Rainbow Cake: 

1. Hal yang pertama kali anda lakukan adalah memasak putih telur serta gula yang dicampur didalam panci kecil dengan menggunakan api sedang. Kocok-kocok adonan hingga gula mencair.
2. Setelah gula meleleh bersama putih telur dengan sempurna kemudian pindahkan ke mangkuk dan gunakan mixer dengan kecepatan tinggi hingga adonan menjadi seperti foam atau busa.
3. Masukkan mentega sedikit demi sedikit dan aduk terus selama kurang lebih 10 menit hingga adonan tercampur dengan sempurna.
4. Agar adonan memiliki aroma yang segar, maka hal terakhir yang dilakukan adalah menambahkan ekstrak lemon atau air perasan lemon yang dituang perlahan-lahan sambil di aduk hingga merata.


5. Setelah merata, segera matikan mixer dan kini anda telah memiliki Buttercream yang bisa digunakan untuk menghias Rainbow Cake.

Setelah resep telah dicoba ada beberapa pendapat mengenai cake ini:
Rainbow Cake buatanku, topingnya berantakan, bentuknya sungguh tak beraturan. kali ini kedua putriku yang menghiasi bolu kukus kami ^.^
Pertama, menurutku khusus bolu kukusnya rasa yang dihasilkan dari resep yang kudapat ini sesuai dengan harapan. Namun tidak bagi  suamiku, lidahnya mendapati ada bagian yang terlampau berlebih pada cake. Tapi sayang dia tak bisa menyebutkan apakah itu. Lain lagi pendapat yang dikeluarkan oleh putri sulungku. Awalnya lidahnya menyangkal bila bolu kukus ini memiliki rasa yang layak untuk dicoba. Menurut dia bolu terasa sedikit pahit. Tetapi pada akhirnya pendapatnya pun berubah. Tuan putri justru menyukai bolu kukusku kali ini. Yeay...

Kedua, buttercreamnya bagiku mengecewakan saudara. Kupikir aku bisa memudahkan urusanku dengan membeli toping yang ada di toko-toko. Tetapi rasa penasaran terhadap aroma buttercream pada resep lebih besar. Jadilah buttercream pun kubuat sesuai resep. Menurutku butternya terlampau mendominan jadi terasa menyengat. Kucuriga butter yang kubeli tidak berkualitas baik. Tak ada merek yang tertulis pada bungkusnya. Tapi lain halnya dengan pendapat suamiku. Menurut dia, buttercreamnyalah yang menutupi kekurangan pada cake. Dan bila pada awalnya putri sulungku lebih condong pada buttercreamnya, namun setelah melalui proses pendinginan dia pun kecewa terhadap rasa yang didapatnya dari buttercrean buatanku.

Kusimpulkan percobaanku kali ini tidak sempurna. Kegagalan banyak terdapa baik di bolu atau pun di buttercreamnya. Entah caraku yang salah atau resep yang kudapat memang tak sesuai selera. Tapi ini baru percobaan pertamaku. Untuk itu aku akan kembali berburu resep-resep yang patut dicoba didapurku. Semoga lain waktu kami menemukan rasa yang pas pada lidah-lidah kami. Untus saat ini PERCOBAAN GAGAL karena tidak sesuai selera. Nantikan percobaan selanjutnya ya. ^^

Wednesday, 14 October 2015

Kulineri Kian Asik dengan Kehadiran Aplikasi OpenSnap

Bila bicara rasa setiap lidah tidak akan sama penilaiannya terhadap sebuah makanan yang serupa. Yang saya suka belum tentu orang lain pun suka. Dalam satu keluarga saja belum tentu memiliki selera yang sama.  Lalu apakah lidah saya sama seperti kebanyakan orang atau termasuk salah satu yang unik? Penasaran!!

Aplikasi OpenSnap

Hm, kamu tahu aplikasi OpenSnap kan? Tau donk yah. Itu loh aplikasi Social Dining Guide. OpenSnap merupakan produk keluaran dari OpenRice. OpenRice sendiri sudah lama bergerak dalam ulas mengulas berbagai jenis resto. Pada tahun 1999 perusahaan online ini didirikan di Hongkong dan mengembangkan sayapnya ke Indonesia pada bulan April 2010. Kemudian pada pertengahan April 2014 OpenSnap pun diluncurkan oleh OpenRice.

OpenSnap hadir untuk memenuhi kebutuhan pencinta kuliner. Itu yang saya tangkap setelah membaca berbagai sumber yang mengulas tentang aplikasi satu ini. Melalui sebuah foto kamu dapat memperoleh banyak informasi. Saat ini terdapat beberapa feature baru, diantaranya :
  • Personalized Your Food App by Bookmark 
Di sini kamu bisa memberi tanda pada restoran atau makanan yang menjadi favoritmu. Semakin banyak tanda yang diberikan terhadap resto atau makanan maka semakin populer tempat makan atau panganan tersebut.

  • Map View
Pada bagian ini kamu bisa melihat restoran terdekat dari posisi kamu berdiri. Fitur ini sangat menolong ketika kita berada disebuah daerah yang baru dikunjungi. 



Mie Ayam Sijempol dan Aplikasi OpenSnap 

Suami saya tuch suka sekali dengan makanan yang berbahan dasar mie. Mie ayam, mie goreng, mie rebus, soto mie, mie kocok, kwitiau goreng, kwitiau rebus dan lain sebagainya. Tak hanya doyan makannya saja, suami saya juga pandai mengolah ragam masakan yang menggunakan mie. Kalau sudah menyangkut mie, dapur otomatis saya serahkan ke tangan suami. Karena olahannya memang terasa lebih nikmat. Anak-anak kami pun mengakui bila bapak mereka lebih jago dalam mengolah mie ketimbang saya.
mie ayam yamin bakso pangsit
Di komplek perumahan kami ada beberapa penjual mie ayam. Dari yang gerobak dorong hingga ruko (rumah toko) hampir semua telah dicoba oleh suami saya. Bila kami keluar pun resto-resto yang menyediakan menu berbahan mie kerap menjadi tujuan melepas selera.

mie ayam yamin bakso
mie ayam pangsit
Minggu lalu giliran mie Sijempol yang menjadi tempat kami memanjakan lidah. Saat itu hari masih pagi. Tampak beberapa pembeli tengah menikmati hidangan di meja masing-masing. Tampak mangkok-mangkok mie ayam hampir selalu ada ditiap meja. Meki nama restonya menyanding mie ayam namu menu yang ditawarkan tidak melulu tentang mie ayan. Tapi mie ayam memang menjadi menu favorit banyak orang. 

Saya, suami dan anak-anak pun memesan jenis makanan yang sama, mie ayam. Hanya cara penyajiannya saja yang membedakan pesanan kami. Suami dan anak-anak memesan mie ayam yamin. dan saya sendiri memesan mie ayam biasa. Nah, ketika mengetahui OpenSnap langsung dech saya buat akun di aplikasi tersebut dan jepret, jepret, jepret langsung upload dan dilabelin sesuai nama makanan dan restorannya. Eksis!!

mie ayam Sijempol
menu dan harga mie ayam Sijempol
OpenSnap dan Resto-Resto Favorit

Hadirnya aplikasi yang bisa digunakan untuk berbagi foto-foto makanan yang tengah diminati menjadi jawaban bagi penikmat kuliner. Jujur saja saya baru mengetahui bila ada aplikasi seperti OpenSnap ini. Setelah mencoba mengunduh satu dua foto, melihat fitur-fitur yang ditawarkan, aplikasi ini mempermudah pencinta kuliner dalam mencari makanan apa saja yang menjadi tujuan wisata kuliner selanjutnya. 

Saya bisa melihat restoran-restoran yang disukai banyak orang, saya juga bisa mengetahui makanan apa saja yang patut segera untuk didatang, dan yang tak kalah menarik adalah ternyata lidah saya hampir sama seperti kebanyakan orang. :))
  • Jejak Pertama di Kedai Kita
http://www.opensnap.com/id/jakarta/r-kedai-kita-pajajaran-italian-pizza-pasta-r15537

Bulan lalu kami sekeluarga pergi ke Bogor. Saat itu saya belum mengenal yang namanya OpenSnap. Dalam perjalanan pulang kawan suami saya menyarankan untuk singgah ke Kedai Kita. Konon pizza bakar menjadi andalan dari Kedai Kita. Kami pun mengikuti sarannya dan memesan menu yang disarankan. Karena baru pertama kali ke Kedai Kita saya pun penasaran terhadap ulasan dari kedai tersebut. Dengan OpenSnap saya bisa mengetahuinya. Dan tempat ini cocok untuk tempat makan keluarga. Ramai, riuh dan yang pasti makanannya enak.
  • Bebek Pertama Si Kakak
Restoran yang menyediakan menu bebek banyak. Hanya saja resto yang berhasil memancing selera si kakak, anak pertama saya cuma satu yaitu Bebek Kaleyo Rawamangun. Menurut anak saya daging bebeknya lembut. Taburan kriuk di atasnya kian menambah kelezatan menu satu ini.  Karena tuan putri saya yang satu ini sangat pemilih makanan jadi terima kasih dech untuk Bebek Kaleyo. :))


Akun OpenSnap Saya

Akun OpenSnap saya ini masih muda. Tapi kamu sudah bisa mengikutinya kok. Nanti saya pun akan balas follow akun kamu. Adanya akun ini membantu saya menemukan tempat-tempat makanan favorit dengan makanan yang kelezatannya diakui banyak orang. Jika belum buat, buat yuk, trus ntar kita saling follow dech. :))) 
akun saya 

Udang Berselimut Tepung

Mencari cemilan yang sesuai dengan selera anak itu gampang. Tapi camilan yang sehat itu yang tak mudah. Beberapa cemilan pernah saya hadirkan di tengah-tengah keluarga tercinta. Satu yang sering adalah udang goreng tepung.
udang berselimut tepung
Udang kaya akan kalsium dan protein namun rendah energi. Berkolesterol maka konsumsilah udang dalam batas yang wajar. Daging udang memang sudah enak. Hanya digoreng biasa saja sudah enak. Apalagi bila dipadu padankan dengan bumbu-bumbu yang lezatos. Tambah makyuss. 

Hanya saja udang goreng tepung buatan saya tidak bisa digunakan sebagai pendamping nasi. Karena setelah menggoreng usai, udang goreng tepung di piring kaca pun selesai. :D

Iya, anak-anak saya suka sekali dengan panganan yang berbahan baku dari udang. Gara-gara udang terjadilah accident entah lucu atau justru memalukan. 

Kejadian itu terjadi ketika anak pertama saya masih berusia batita. Saat itu kami tengah bermain ke rumah tetangga. Kebetulang sang tetangga sedang makan siang dengan lauknya udang goreng. Udang galah yang diolahnya hanya bertaburkan garam. Minim bumbu. Tapi aroma yang dikeluarkan sunguh menggoda. Entah kenapa tiba-tiba saya pergi ke dalam rumah kawan saya itu. Dan meninggalkan si sulung di depan bersama nasi dan si udang goreng di sebuah piring. Dan ketika saya kembali ke halaman rumah si pemilik rumah, saya dikejutkan dengan hal yang diluar perkiraan saya. 

"El, roro ngambil udangku. gak papa sich, tapi lain kali bilang dulu ya Ro." 

Aduh malu-maluin kan. :(((

Semenjak itu saya kerap menggoreng udang. Bukan untuk laut tapi untuk cemilan anak-anak. Berikut bahan dan cara membuatnya.

Bahan-bahan :
- 1/2 kg udang galah uluran sedang
- tepung
- merica
- garam

Cara membuat : 
- Buang kepala, ekor dan kulit udang. Belah bagian punggung dan buang kotoran yang ada di dalamnya.
- Siapkan adnan tepungnya dengan memberi air sedikit demi sedikit beri garam dan merica secukupya.
- Lumurkan udang dengan adonan tepung lalu goreng higga warna kuning kecoklatan.
- Udang berselimut tepung pun siap disajikan.

Satu lagi cemilan favorit anak-anak saya adalah udang goreng berselimutkan tepung roti. Lain kali saya akan bahas itu di sini juga. Dan semoga mini tulisan kali ini bisa bermanfaat.

Sop Ayam Minim Bumbu Tanpa Penyedap

Pada tahu-tahun awal pernikahan saya belum paham memasak. hehe. Namun seiring waktu ketrampilan memasak kian terasah. Kisah masak memasak ini dimulai ketika saya dan keluarga pindah ke pulau Borneo. Di sana beberapa harga bisa berkali-kali lipat dari harga barang di tanah Jawa. Sehingga pengeluaran kami pun otomatis lebih besar dari biasanya.

Memasak adalah cara tepat dalam membatasi pengeluaran keluarga kecil saya. Masalahnya ketika kami tinggal di Samarinda saya benar-benar belum pernah memasak apa pun. Dulu saya pernah mencoba menggoreng tempe. Tempe saya potong-potong sedikit tipis. Setelahnya tempe saya rendam dalam air bergaram. Setelah sekian lama direndam tempe pun saya goreng. Lalu tempe disajikan dalam piring kaca, Warna tempe sesuai dengan yang saya harapkan. Saya pun antusias donk dengan hasil memasak saya. Tanpa menaruh curiga tempe langsung saya sikat. Sayang tempe hanya bertahan sebentar di mulut saya. Selebihnya tempe goreng itu berakhir pada tempat sampah. Kasian.

Itu kegagalan pertama saya. Pelajaran yang saya dapat dari kejadian tempe tersebut adalah satu sendok makan garam itu terlampau banyak bila digunakan untuk air rendama tempe. Ya, garam cukup seujung sendok saja. Tak heran tempe goreng saya rasanya sangat asin.

Lalu ketika suami saya ditugaskan di pulau Kalimantan. Memasak menjadi hal baru bagi saya. Tak ada satu pun menu yang saya paham. Untungnya saya meiliki ibu kos yang baik hati. Dari beliaulah saya belajar memasak. Resep pertama yang saya coba adalah sop ayam. Bahan-bahannya mudah ditemukan. Bumbunya pun tak banyak. Dan satu lagi, sop ayam yang diajarkan beliau tidak menggunakan penyedap. Untuk mendapatkan rasa hanya memainkan garam dan gula.
sop ayam
Sop ayam saya sangat sederhana tapi kaya gizi. Berikut sop ayam nan sederhana itu :

Bahan-bahan :
- 1/2 potong ayam ukuran sedang lalu potong-potong sesuai selera
- 5 butir bawang merah
- 2 siung bawang putih
- 3 buah wortel lokal, banyaknya wortel disesuaikan selera.
- satu buah kentang ukuran sedang, banyaknya kentang sesuaikan selera.
- 2 ikat seledri
- 1 batang daun bawang
- 1/2 buah biji pala
- merica secukupnya
- garam secukupnya

Cara memasak :
- Rebus 2 liter air. setelah mendidih masukan ayam yang telah dibersihkan lalu beri biji pala.
- Daging ayam telah matang masukkan wortel yang telah dipotong-potong. 
- Masukkan kentang ketika dirasa wortel telah sedikit empuk.
- Tumis bawang merah, bawang putih yang telah diiris.
- Masukkan daun bawang potong kasar dan seikat seledri.
- Beri garam, gula dan merica.
- Sop ayam siap dihidangkan.

Bahan, bumbu dan caranya sangat sederhana jadi mudah sekali bila untuk dipraktekkan. Memasak tidak hanya menghemat pengeluaran tapi juga menjamin kesehatan keluarga tetap terjaga. :))

Tahu Baso Ungaran

Oleh-oleh dari Semarang.

Awal bulan ini suami saya pergi ke resepsi pernikahan rekan kerjanya. Daerah tujuan adalah Demak. Saya dan anak-anak tidak turut serta karena suami pergi bersama kawan-kawan kantornya. Di rumah anak-anak heboh minta dibawakan berbagai macam oleh-oleh. Tapi ada satu yang memang sudah menjadi target suami saya dari rumah. Panganan yang ingin dibelikannya untuk kami itu adalah tahu ungaran,
tahu baso ungaran
Hm, saya kira tahu ungaran adalah oleh-oleh yang berasal dari Demak. Setelah browsing, ternyata tahu ungaran merupakan produk lokal daerah Semarang. Ya, untuk sampai ke Demak suami harus melewati Semarang terlebih dahulu. 

Gini nich asiknya bila pergi menggunakan kendaraan pribadi. Meski mungkin akan terasa lebih letih namun rasa lelah tersebut akan terhibur dengan pemandangan yang disajikan oleh tempat-tempat yang dilewati. Namun sayangnya kemaren suami melakukan perjalanan pada malam hari jadi eksotisme negeri ini tak tertangkap oleh matanya. Sayang.

Namun pergi tanpa mengantongi cuti dari atasan itu selalu dikejar-kejar oleh waktu. Batasan waktu telah jelas, harus tepat, dan harus pas. Tak boleh ada penambahan waktu. Apa kata atasannya nanti bila pulang tidak sesuia dengan jadwal yang telah ditentukan. Emang lu kerja di perusahaan nenek lu? mungkin bosnya suami saya akan bilang seperti itu ya.. hehe.. Pegawai itu memang mesti manut jika masih mau menerima gaji. :)))

36 jam lamanya waktu tempuh Jakarta-Demak-Jakarta. Seandainya saya dan anak-anak kemaren turut serta ke Demak, mungkin perjalanan yang memakan waktu 36 jam itu akan berubah menjadi lebih lama. 

Tujuan perjalanan memang ke Demak. Namun oleh-oleh yang dibawa berasal dari Semarang. Di Semarang tidak hanya tahu ungaran saja yang menjadi "pimadona" oleh-oleh bagi pelancong. Ada banyak makanan khas Semarang yang enak dan nikmat. Dua diantaranya adalah lumpia dan wingko babat yang menjadi favorit saya. Namun tahu ungaran ini memang belum terlalu akrab dengan lidah saya dan anak-anak. Jadi suami pun memutuskan untuk membeli tahu ungaran sebagai pilihan oleh-oleh untuk kami di rumah.

Tahu ungaran dapat disajikan dengan beberapa cara. Bisa langsung dihidangkan, bisa juga melalui proses penggorengan terlebih dahulu. Menggoreng tahu baso ungaran pun bisa divariasikan sesuai dengan selera. Tempo lalu ada dua cara menggoreng yang saya gunakan. 

Pertama, digoreng tanpa dilumuri dengan telor. Keluarkan tahu dari freezer lalu biarkan selama 15 s/d 30 menit agar tahu tidak beku sehingga mudah untuk dipotong-potong. Setelah tahu dirasa tidak beku, goreng tahu dengan menggunakan api sedang. Angkat tahu jika warna telah berubah coklat. Tahu pun siap disajikan.
tahu baso ungaran digoreng biasa
Kedua, digoreng dengan menggunakan dilumuri telor kocok yang telah diberi garam. Keluarkan tahu dari freezer lalu biarkan selama 15 s/d 30 menit agar tahu tidak beku sehingga mudah untuk dipotong-potong. Siapkan telur kocok yang telah diberi sedikit garam. Lumuri tahu dengan telur kocok. Goreng tahu hingga warna berubah coklat. Tahu pun siap disajikan.
tahu baso ungaran digoreng dengan dilumuri kocokan telor bergaram
Namun apa pun tindakan yang diambil dalam penyajian tahu baso ungaran hasilnya tetap sama. Yaitu tetap ENAK!! 

Bila ada kesempatan ke Demak atau Semarang lagi ada beberapa tempat yang menjadi target saya. Tapi yang jelas tahu ungaran tetap masuk dalam daftar donk. :))

Saturday, 10 October 2015

Randang Ciek Uda!!!

"Darah Minang namun besar dirantau. Itulah saya. Bahasa minang memang tak cakap, namun tradisi memasak rendang pada waktu-waktu tertentu tak hilang begitu saja."


Rendang menjadi menu wajib ketika hari raya tiba. Atau menjadi hidangan istimewa ketika kembali berkumpul bersama keluarga di kampung. Dan menjadi bekal yang tepat ketika harus menempuh perjalanan jauh dan memakan waktu berhari-hari.

Sejarah Rendang

Masakan nusantara memililki sejarahnya sendiri-sendiri. Banyak faktor pembentuk cita rasa kuliner yang ada di pelosok-pelosok negeri. Salah satunya letak geografis negeri ini yang diapit oleh Benua Asia dan Benua Australia dan diantara Samudera Hindia dan Samuder Pasifik menjadikannya sebagai posisi strategis untuk perniagaan. Tempo dulu Sumatera Barat menjadi salah satu jalur rempah yang wajib dilewati oleh negara-negara yang terlibat dalam jual beli antar bangsa ini. 

Kedatangan bangsa lain ke ranah minang turut memberi andil dalam perkembangan kebudayaan atau pun tradisi orang Minang. Dengan keikutsertaan bangsa India dan Arab dalam dunia perniagaan di masa silam meninggalkan jejak pada bumbu dan cita rasa masakan Minang. Terutama India yang terkenal dengan hidangannya nan kaya akan rempah memberi warna tersendiri bagi kuliner Minangkabau. Konon karena itulah masakan Minang sangat kental dengan bumbu dan rempah-rempah yang menyengat, menusuk hidung serta menguarkan aroma yang menggoda. Dan satu yang populer hingga manca negara adalah rendang.

Bila bicara sejarah rendang, Prof. Dr. Gusti Anan sebagai sejarahwan dari Universitas Andalas memiliki pandangannya sendiri. Menurut beliau keberadaan rendang ada sejak abad ke 16. Ramainya Bandar Malaka sebagai pusat perdagangan pada abad ke 15 dan 16 menjadikan Malaka sebagai tujuan merantau banyak orang. Termasuk orang Minangkabau yang memang terkenal dangan budaya merantaunya. 

Dulu jalur transportasi yang digunakan adalah sungai. Membelah sungai untuk sampai ke Bandar Malaka memakan waktu yang tidak sebentar. Sementara sepanjang perjalanan makanan sukar ditemukan karena tidak adanya perkampungan yang dapat disinggahi. Maka dicarilah cara membuat bekal yang tahan hingga berhari-hari bahkan bisa sampai berbulan-bulan. Akhirnya rendang pun ditemukan dengan memasak daging berkuah santan dan bertaburkan berbagai macam bumbu dan rempah-rempah lalu dikeringkan hingga warnanya berubah menjadi hitam.

Filosofi di Balik Hitamnya Rendang

Dibalik hitamnya rendang terdapat filosofi yang dapat menggambarkan masyarakat Minangkabau secara utuh. Pertama, daging (dagiang) diidentikkan dengan niniak mamak yaitu sebagai petingi adat. Kedua, kelapa (karambia) menggambarkan sebagai kaum terpelajar (cadiak pandai).Ketiga, Cabai (lado) dikaitkan dengan alim ulama yang berani berkata tegas dan pedas seperti rasa cabai. Dan yang keempat, bumbu-bumbu (pemasak) mewakili masyarakat minang pada umumnya yang menjalankan fungsinya sebagaimana peran masing-masing.

Kandungan Bahan-Bahan Rendang

Bumbu-bumbu alami yang digunakan pada rendang bersifat sebagai antiseptik yang mampu membunuh bakteri patogen dan berfungis sebagai pengawet alami. Selain itu bawang merah, bawang putih, jahe dan lengkuas memiliki antimikroba yang cukup kuat. Didukung dengan proses memasak yang lama membuat rendang kering dan memiliki kadar air yang rendah. Maka tak heran bila rendang dapat bertahan lama hingga berminggu-minggu.

Berikut informasi rincian kandungan gizi yang terdapat dalam 100 gr rendang.
Jumlah kandungan energi = 193 kkal
Jumlah kandungan protein = 22,6 gr
Jumlah kandungan lemak = 7,9 gr
Jumlah kandungan karbohidrat = 7,8 gr
Jumlah kandungan kalsium = 474 mg
Jumlah kandungan fosfor = 211 mg
Jumlah kandungan zat besi = 14,9 mg
Jumlah kandungan vitamin A = 69 IU
Jumlah kandungan vitamin B1 = 0,12 mg
Jumlah kandungan Vitamin C = 0 mg

Kini rendang telah mendapat pengakuan dari dunia. Masakan asal Sumatera Barat ini dinobatkan oleh CNN Internasional sebagai makanan terlezat diantara 50 hidangan terlezat dunia ( World's 50 Most Delicious Foods )

Bahan-Bahan dan Cara Memasak

Ada beberapa tahapan memasak yang wajib dilewati bila rendang ingin sempurna.
Pertama, gulai. Pada tahap ini santan masih sangat encer namun daging sudah masak dan dapat dimakan.
Kedua, kalio. Kuah santan sudah mulai mengental dan warna pun berubah coklat. Tapi pada tahap ini belum bisa dikatakan rendang. 
Ketiga, rendang. Untuk mencapai tahapan rendang disarankan menggunakan api kecil. Pada tahap ini diperlukan kesabaran dan ketelatenan dalam mengaduk rendang agar warna hitam mencapai sempurna dan bentuk daging tidak hancur.

Bahan yang diperlukan :
1. 1 kg daging sapi, pilihlah yang rendah lemak lalu potong sesuai selera
2. 3 butir kelapa ukuran besar
3. 1/4 kg kentang baby, bersihkan kentang baby dengan sisa ampas kelapa

Bumbu-bumbu yang dihaluskan :
1. 15 siung bawang merah
2. 7 siung bawang putih
3. 1 ons cabai merah
4. 2 ruas jahe dikupas lalu bersihkan
5. 3 ruas lengkuas
6. 1/4 butir pala
7. 1 sdt merica
8. 2 sdt ketumbar sangrai
9. 3 buah kemiri
10. 1/4 sdt jinten

Pelengkap :
1. 2 batang serai
2. 2 lembar daun kunyit diikat
3. 5 lembar daun jeruk

Cara Memasak :
1. Rebus santan beserta bumbu yang dihaluskan dan bahan pelengkap. Aduk terus hingga mendidih.
2. Setelah santan mendidih masukkan daging yang telah dipotong-potong lalu sekali-kali diaduk.
3. Setelah kuah berkurang masukkan kentang baby dan aduk sekali-kali agar daging tidak hancur.
4. Kecilkan api dan aduk sekali-kali agar rendang tidak gosong di dasar wajan hingga kuah kering hingga minyak keluar. Rendang siap setelah warna telah berubah hitam.

Sebagai urang awak saya turut bangga terhadap predikat yang disandang oleh rendang. Memasaknya memang membutuhkan waktu yang lama. Sabar, sabar dan sabar dalam mengolah rendang sangat diperlukan agar warna hitamnya bisa sempurna. Karena bukan rendang namanya bila warnanya tidak hitam.[*]

#Jelajah Gizi



Bahan bacaan :
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Rendang
2.http://www.organisasi.org/1970/01/isi-kandungan-gizi-rendang-komposisi-nutrisi-bahan-makanan.html

Sunday, 20 September 2015

Sambal Goreng Tempe

Sambal goreng tempe salah satu masakan yang kerap saya olah ketika tempe adalah bahan yang digunakan. Tempe bisa diolah dengan banyak rupa. Sebut saja tempe goreng kering, tempe goreng tepung, tempe mendoan, orak arik tempe, tempe bacem, tempe penyet dan sebagainya. 

Olahan tempe biasanya diidentikkan dengan masakan yang berasal dari tanah Jawa. Doyan makan tempe, saya pun mendapat julukan "anak orang Jawa". Mungkin memang benar setiap ucapan itu adalah doa. Karena setelah sekian lama label "anak orang jawa" melekat pada diri saya. Doa itu pun berakhir dengan pernikahan saya dengan suami yang berdarah Jawa. Kini sepuluh tahun sudah saya menjadi isteri orang jawa. Bisa jadi tempelah yang menjadi benang merahnya. Hehe... 


Kesan "anak orang Jawa" ini tampaknya tak bisa luntur meski sudah berstatus sebagai seorang ibu. Kegemaran makan tempe memang tak bisa dihilangkan. Sebagai penguasa dapur kesempatan lidah merasakan butiran-butiran kedelai yang difermentasi terbuka lebar. Pada akhirnya setelah beberapa kali meramu tempe yang dipadu padankan dengan sambal saya pun mendapat cara memasak yang sesuai dengan selera. 

Dulu tempe kerap dianggap remeh bahkan namanya dijadikan istilah yang ditujukan untuk merendahkan. "Mental Tempe" atau pun "Kelas Tempe" lahir karena nilai beli tempe yang dianggap makanan murah meriah. Meski harga yang dilekatkan rendah namun jangan salah tempe memiliki kandungan gizi yang tinggi.

Tempe berpotensi untuk digunakan melawan radikan bebas, sehingga dapat mencegah proses penuaan dan mencegah terjadinya penyakit degeneratif (aterosklerosis, jantung koroner, diabetes militus, kanker, dll). Selain itu tempe juga mengandung zat antibakteri penyebab diare, penurun kolesterol darah, hipertensi dll. (sumber)

Murah namun kaya gizi jadi tak heran bila Jepang pun turut berinovasi dalam membuat sebuah kudapan dengan bahan dasar dari tempe. Bila negeri sakura memiliki peradaban yang jauh lebih matang dari kita. Maka melalui tempe bisalah kita berbangga diri bahwa negeri tercinta ini telah mengenal makanan murah meriah nan kaya gizi lebih dulu dari mereka . :)

Nah, bagi saya tempe menjadi jawaban ketika uang bulanan dari suami mulai menipis. Selain murah kaya gizi pula. Di dukung dengan sedikit keahlian memasak jadilah sambal tempe goreng menu favorit di keluarga. Cara buatnya pun gampang. Yang perlu disediakan adalah: 

  • Tempe
  • Cabai merah keriting
  • Bawang merah
  • Tomat
  • Garam
  • Gula
  • Daun jeruk
Cara membuatnya :


  1. Cuci tempe lalu iris sesuai selera. Saya lebih suka dipotong dengan bentuk dadu ukuran mini.
  2. Goreng tempe. Inipun tergantung selera, saya lebih suka sedikit lebih kering. Setelah itu tiriskan dari minyak.
  3. Bersihkan cabai, tomat, bawang merah setelah iris tipis-tipis dan goreng sebentar agar cabai dkk mudah dilembutkan oleh cobek.
  4. Tumbukan cabai telai siap segera goreng cabai dengan api kecil dan beri garan serta daun jeruk. Daun jeruk berfungsi untuk memberikan kesan aroma jeruk nan segar.
  5. Sambal goreng matang segera masukkan tempe yang telah digoreng. Aduk-aduk hingga cabai membungkus setiap potongan tempe kemudia angkat.
  6. Sambal goreng tempe pun siap dihidangkan.
Memasak menjadi mudah dan menyenangkan ketika kita memang menyukainya. Sambal goreng tempe ini memang sederhana namun kaya gizi dan yang pasti terbebas dari MSG donk. :)) 

Thursday, 6 August 2015

Sambal dalam Tumbukan Cobek


Sambal.

Makan terasa kurang lengkap bila tidak ada sambal. Lauk pauk boleh saja melimpah tapi tanpa sambal rasanya selera pun enggan tergugah. Dan itu tidak terbatas pada sambal-sambal tertentu saja. Semua yang pedas-pedas dapat meningkatkan nafsu makan menjadi gila. Entah itu sambal ijo, sambal goreng, sambal terasi, sambal kecap atau sekedar beberapa cabai rawit pun jadilah. 

Sariawan lalu makan sambal yang super pedas? Amboi betapa nikmatnya. Meleleh langsung tuch sariawan. Sariawan? Saya kan rajin makan sambal. Hehe.

Tapi cabai memang dipercaya memiliki kandungan vitamin c yang tinggi lho. Untuk memastikannya coba dech cari tau dengan menggali info di mesin pencari. Kamu akan menemui banyak artikel tentang itu. Selain kaya manfaat cabai bila diolah dengan baik dan benar memiliki cita rasa yang mantap. Salah satunya yaitu tadi SAMBAL.

Tapi gampang-gampang susah juga sich membuat sambal yang sesuai dengan selera. Banyak hal yang perlu diperhatikan agar diperolehlah sambal yang mak-nyus. Sambal yang berkualitas itu yang memiliki aroma menggoda hanya dengan mencium sekilas saja sudah memancing air liur keluar secara otomatis. 

Membuat sambal dengan bahan-bahan yang segar sudah pasti memberikan hasil yang lebih memuaskan donk. Bila cabai yang digunakan sudah layu, bawang sudah sedikit membusuk tentu akan mempengaruhi kualitas sambal. Nah, untuk mendapati sambal dengan rasa yang kuat pastikan kesegaran bahan-bahan yang akan digunakan. Itu poin pertama yang perlu diingat.

Kini pikirkan cara menghaluskan bahan-bahan tersebut. Saya tahu cara praktis yang kamu pikirkan. Menggunakan blender memang lebih gampang tinimbang melembutkan cabai-cabai itu dengan sebuah cobek. Hanya saja cita rasa yang dihasilkan mungkin tidak akan sama. Bisa sich menggunakan blender dengan trik-trik tertentu sehingga hasil olahannya tidak kalah nikmat dengan tumbukan batu giling. Tapi masalah itu akan dibahas di postingan yang lain. Sekarang saya lagi doyan menggunakan si cobek yang baru dibeli beberapa minggu yang lalu.

Menumbuk cabai menggunakan cobek tampaknya memang sedikit lebih sulit. Tidak sepraktis seperti kerjan si blender. Hasil dari percakapan sesama kaum hawa menumbuk cabai menggunakan batu giling dapat dilakukan kiat-kiat jitu yang bisa memudahkan prosesnya. Beberapa sudah pernah saya coba praktekkan. Satu cara favorit saya adalah dengan mengiris bahan-bahan pembuat sambal. Cukup irisan kasar. Lalu goreng semua bahan tersebut dengan api kecil. Aroma wangi yang tercium menunjukkan mereka telah siap untuk ditumbuk. Tumbukan jauh lebih mudah setelah semua bahan digoreng. Sampai di sini hasil tumbukan bisa dilanjutkan dengan kembali digoreng atau disudahi pun tetap enak hasilnya.

Saat ini di rumah saya kerap menyajikan sambal dengan bahan-bahan sederhana. Cukup dengan tiga macam saja sudah bisa menjadi pelengkap sempurna. Cabai, bawang merah dan tomat. Jangan lupa garam dan lupakan penyedap. Tanpa itu rasa sambal akan tetap enak kok. Dan cobek lebih sering saya gunakan. Karena saya sudah memiliki cara yang pas dalam menyajikan sambal andalan. Blender untuk sementara diabaikan. Selain hemat listrik juga hemat biaya. Dan ingat listrik yang kita gunakan tidak terdapat di alam bebas lho. Jadi hemat-hematlah dalam penggunaannya. Dan cobek, hoho alat satu ini memang keren. :)

Monday, 13 July 2015

Jagung Manis Rebus Tabur Keju dan Susu (JaMan TaKeSu)

Berbukalah dengan yang manis-manis.

Bangun tidur setelah matahari naik tinggi. Semalam lelah begadang setelah menulis artikel untuk genjot traffic blog. Sahur tak sempat, subuh pun hampir lewat. Di bulan Ramadhan seharusnya ibadah yang ditingkatkan, bukannya jam tidur yang diperpanjang. Puasa jangan dijadikan alasan untuk bermalas-malasan.

Ya bangun tidur yang kesiangan. Cuci muka sebentar lalu langsung cabut ke pasar. Menggunakan sepeda motor kebanggaan bersama anak-anak kesayangan. Melaju di jalanan berlubang membuat laju motor sedikit bergoyang. Bangun tidur memang sudah kesiangan. Membuat otak sedikit kewalahan memikirkan bahan apa yang akan diolah menjadi santapan.

Bangun memang sudah kesiangan. Maka tak heran bila di pasar tak banyak pilihan. Sedikit obrolan dengan penjual sayuran memberi jawaban. JaMan TaKeSu. Jagung Manis Rebus Tabur Keju dan Susu adalah saran yang diberikan. Dan menu tersebut menjadi pilihan untuk berbuka puasa ketika maghrib tiba.

Begini, memang cara mengolah jagung ala tukang sayur tersebut tidak lazim saya lakukan. Biasanya saya akan merebus jagung setelah bulir-bulir jagung terlepas dari bonggolnya. Atau dengan membeli jagung manis pipilan. Tapi baiklah khusus kali ini saya akan mencaoba cara yang disarankan penjual sayur. Meski benak saya mengatakan bahwa caranya sedikit tidak mudah. Tapi tak jadi masalah. 
dok. pribadi

Bahan yang dibutuhkan untuk membuat JaMan TaKeSu ala ibu tukang sayur tersedia semua di pasar. Bila kamu berminat, maka kamu hanya perlu menyiapkan : 

  • Jagung Manis 
  • Susu kental manis
  • Mentega
  • Keju
  • Sambal
Caranya pun cukup mudah, tidak terlampau sulit. Kesulitan ada ketika melepaskan bulir-bulir jagung dalam kondisi jagung baru diangkat (panas). Maka saran saya lepaskan saja bulir-bulir jagung tersebut baru kemudia direbus. Atau untuk ringkasnya beli saja jagung manis pipilan. Itu jauh lebih mudah dan ringkas. Oke kita kembali ke JaMan TaKeSu ala ibu tukang sayur. Caranya :
  • Rebus jagung setelah jagung dibersihkan. 
  • Tiriskan jagung lalu segera lepaskan bulir-bulir jagung dari bonggolnya. Sudah saya perkirakan cara ini akan terasa lebih sulit. Sengaja saya coba karena memang akan dijadikan bahan artikel dari D'cobek.
  • Setelah bulir-bulir jagung terlepas, berilah mentega secukupnya dan susu kental manis secukupnya pula. Lalu aduk hingga rata.
  • Bila kamu suka pedas tambahkan sambal sesuai selera lalu aduk hingga rata.
  • Terakhir taburkan serutan keju di atasnya.
  • JaMan TaKeSu siap dihidangkan.
Ya, caranya memang tidak biasa. Tapi bukan saya bila tidak bandel untuk tetap mencobanya. Eh tapi tahukah kamu bila jagung memiliki banyak manfaatnya lho. Merupakan hasil penelusuran saya dari mesin pencari ternyata ada delapan manfaat yang bisa kita temukan dalam jagung manis yang saya konsumsi beberapa hari yang lalu, diantaranya :
  1. Meningkatkan kesehatan penglihatan.
  2. Meningkatkan daya ingat. 
  3. Mencegah masalah jantung.
  4. Mencegah kanker paru-paru. 
  5. Meningkatkan kekuatan tulang.
  6. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
  7. Mengatasi anemia.
  8. Menurunkan kolesterol.
Wah, kudapan favorit saya ini ternyata selain lezat juga banyak manfaatnya. Jagung manis hanya direbus saja sudah nikmat. Apa lagi bila diolah dalam aneka rupa jenis masakan. Hm, coba saya ingat-ingat kudapan apa saja yang menggunakan jagung ya. Hei ada sop jagung manis yang nikmat bila disantap saat hangat, atau perkedel jagung yang gurih menggoda, tapi jagung bakar aneka rasa pun enak atau bolu jagung. Kalau yang terakhir tampaknya sedikit lebih ribet ya. Tapi bila memang gemar memasak itu tidak menjadi kedala kan?

Oke, setelah mengetahui banyaknya manfaat dan nikmatnya olahan dari jagung ini. Rasanya saya perlu menyediakan beberapa bungkus jagung manis pipilan dalam kulkas saya. Jadi bila ingin membuat kudapan seperti JaMan TaKeSu atau yang lainnya, saya tidak perlu repot-repot seperti resep di atas. Meski bukan resep andalan tapi bagi kamu yang ingin mencobanya, saya ucapkan selamat mencoba. Tapi bila merasa terjebak dengan tulisan ini ya maafkan saja. :D

Wednesday, 8 July 2015

Cabai Dibungkus Koran. Sudah Tepatkah?

"Menjelang puasa harga-harga melonjak naik."

Begitulah tetangga saya membuka percakapan di sebuah pagi. Kami menempati rumah yang diapit oleh lansia-lansia dengan segudang pengalaman hidup. Ragam suku ragam agama mewarnai komplek tua ini. Tetapi meski pun begitu tegur sapa kerap terdengar dari pintu-pintu rumah yang memiliki latar budaya dan agama yang berbeda-beda.

Menjelang puasa dan mendekati hari raya Idul Fitri seperti ini, pertokoan komplek tua tempat kami berteduh akan riuh oleh aneka jenis penjual panganan untuk berbuka. Keriuhan ini tidak hanya dirasakan oleh umat muslim saja. Tetapi mereka yang berbeda keyakinan pun ikut berbaur dan merasakan betapa Ramadhan adalah bulan penuh rahmat bagi setiap orang. 

Namun sayang hal ini harus dibarengi dengan kenaikan harga kebutuhan pokok. Dampaknya pun dirasakan dari banyak kalangan. Ibu-ibu rumah tangga akan menjerit-jerit ragu apakah uang saku dari suami mereka akan sampai hingga akhir bulan. Para suami akan kelimpungan melihat permintaan penambahan uang saku yang tiba-tiba. Para penjual kewalahan menghadapi protes para pembeli. Tetapi kejadian-kejadian seperti itu memang rutin ada tiap tahunnya. Tidak hanya setahun dua tahun harga-harga kebutuhan pokok ini kerap naik, hampir setiap hari-hari besar keagamaan yang ada di negeri ini selalu diiringi lonjakan harga kebutuhan pokok. 
sumber
"Beli cabai yang banyak mama Adel sebelum harganya naik lagi. Sebelum dimasukin ke kulkas cabainya dibungkus dengan koran jadi bisa tahan lama."

Cabai dibungkus koran. Saran dari tetangga saya itu sudah pernah saya ketahui sejak lama. Dulu sekali, saat tubuh saya masih terbebas dari kepungan lemak-lemak bandel. Saya suka sekali menilik isi kulkas di rumah. Sehari bisa lebih sepulu kali saya buka tutup pintu lemari pendingin itu. Maksud hati mencari kudapan saya justru menemukan yang lain. Di situ saya mendapati bungkusan koran yang cukup besar. Setelah mencari tahu ternyata isi dari bungkusan tersebut adalah cabai. Ada-ada saja pikir saya waktu itu.

Tapi seperti itulah. Selalu ada cara-cara kreatif untuk menghadapi kondisi yang cukup pelik seperti kenaikan harga menjelang hari raya seperti saat ini. Namun yang perlu diperhatikan adalah apakah cara-cara yang digunakan tersebut cukup baik. Atau mungkin saja ada alternatif lain yang lebih tepat.

Cabai dipercaya memiliki kandungan vitamin C yang cukup tinggi. Harga cabai yang melejit membuat ibu-ibu rumah tangga memutuskan membeli cabai ketika posisi nilai jual berada dibatas wajar. Bahkan tak jarang mereka membelinya dalam jumlah yang banyak. Lalu mengemasnya dan menyimpannya di dalam kulkas. Tetapi tahukah mereka bila cara-cara pengemasan yang diterapkan pada bahan-bahan makanan dan lamanya waktu penyimpanan akan mempengaruhi kadar vitamin C yang terdapat di dalamnya. 

Dari sumber yang saya baca, kandungan vitamin C pada cabai rawit segar dalam 100 gram adalah 70 mg. Sedangkan kandungan vitamin C pada cabai merah besar lebih tinggi yaitu kisaran 150-200 mg / 100 g. Dan yang perlu diperhatikan adalah kebutuhan manusia terhadap vitamin C hanya 45 mg/harinya. Tetapi meskipun begitu ada bagusnya bila memperhatikan cara pengemasan cabai agar kandungan gizinya tetap terjaga. Berikut beberapa pilihan pengemasan yang bisa dijadikan bahan pertimbangan bila kamu memutuskan membeli cabai dalam jumlah banyak :

1. Daun pisang
Daun pisang memiliki zat lilin alami yang sangat efektif menghambat terjadinya kehilangan air sehingga kesegaran cabai dapat terjaga.
2. Plastik
Plastik merupakan bahan pengemas yang lebih baik bila dibandingkan kertas koran tetapi tidak lebih baik dari daun pisang. Plastik polipropilen merupakan salah satu jenis kemasan yang tidak mudah sobek, tahan air, tidak mudah dilewati oleh gas dan uap air. 
3. Kertas koran
Kertas koran memiliki daya serap yang tinggi terhadap air sehingga kurang baik bila digunakan untuk mengemas cabai. Dan karena hal itu menjadikan kertas koran tidak lebih baik dari dua piliha di atas.

Saat ini saya baru mencoba membungkus cabai menggunakan kertas koran dan plastik. Untuk daun saya belum pernah mencobanya. Tetapi dari dua bahan yang telah saya coba, menggunakan kertas koran cabai lebih cepat terlihat layu bila dibandingkan menggunakan plastik. Semoga bermanfaat! [*]


Bahan bacaan : 
ejournal.unri.ac.id/index.php/JPSB/article/download/1881/1850

Saturday, 27 June 2015

Cara Membersihkan Cobek Batu Baru

Rasanya memasak tanpa sambal itu belum lengkap. Dan menghaluskan cabai menggunakan blender itu belum sempurna. Tetapi membeli cobek batu di pasaran pun tak mudah, gampang-gampang susah. 

Dulu, nenek saya memiliki  batu giling dengan warna hitam yang cantik. Permukaannya halus dengan tekstur batu yang masih tampak. Kini, setelah saya menjadi seorang ibu, saya baru tahu bila batu giling ada juga yang dicampur dengan semen. Waduh, curiga bumbu-bumbu yang dihaluskan sedikit banyak akan membawa bahan campuran tersebut. Dan kualitas yang dihasilkan pun kemungkinan tak seapik bila menggunakan batu giling tanpa campuran.


Menggunakan batu giling untuk menghaluskan bumbu-bumbu dapur tentu karena ingin mendapati citra rasa yang baik di lidah. Konon mengulek bumbu-bumbu dapur menggunakan batu giling akan menghasilkan aroma kelezatan yang berbeda bila dibandingkan sayatan-sayatan tajam pisau-pisau blender yang berputar dengan cepat. Karena itulah akhirnya setelah sekian tempo cobek batu itu puu menghiasi dapur saya.

Membeli sebuah cobek tak berarti urusan masak memasak terselesaikan. Memang penjual jelas-jelas mengatakan bahwa cobek yang saya beli murni terbuat dari batu bukan campuran. Susah payah si penjual meyakinkan keaslian barang dagangannya itu. Memasak untuk keluarga tercinta membuat saya harus berhati-hati dalam menentukan alat-alat dapur. Setelah bahas sana bahas sini si penjual mengeluarkan jurus jitunya. Dia berkata, " ya udah gini aja, ntar kalo batu ini gak asli balikin aja ke mari." Wah, ternyata garansi tidak hanya didapat di toko-toko besar. Dan tidak juga khusus ditujukan ke barang-barang elektronik dengan harga yang fantastis. Di pasar tradisional, disebuah toko kecil, saya mendapati sebuah jaminan dari produk yang dibanderol sangat bersahabat dengan kantong ibu rumah tangga seperti saya. Batu giling itu cuma dihargai tak lebih dari lima puluh ribu rupiah. Kerenkan? :) 

Saya tidak hanya memperoleh garansi produk tapi juga diberikan trik cara membersihkan cobek batu baru yaitu dengan menggunakan ampas kelapa. Sebenarnya ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membersihkan cobek batu ini, diantaranya :

1. Menggunakan ampas kelapa. 
Ampas kelapa yang diulek dibatu giling yang baru dibeli akan berubah warnanya menjadi hitam. Perubahan warna tersebut adalah bagian dari proses membersihkan batu giling. Untuk memperoleh batu giling yang bebas dari sisa-sisa batu yang dipahat lakukan beberapa kali pengulekan ampas kelapa hingga mengalami perubahan warna yang tidak mencolok setelah itu cuci dan bersihkan.


2. Memberikan air pada permukaan cobek.
Satu malam suntuk adalah tempo yang disarankan banyak orang kepada saya. Memberikan air pada permukaan cobek selain dapat membersihkan juga dapat menguji bahan baku dari batu giling. Apakah terbuat dari bahan campuran atau memang murni batu. Caranya lihat perubahan warna yang terjadi pada air di permukaan cobek. Bila berubah menjadi keruh itu tandanya batu giling terbuat dari bahan campuran. Bila air tetap jernih, berarti cobek terbuat dari batu tulen. Selain itu dapat  juga digunakan untuk mengetahui bila terjadi kebocoran. Yaitu dengan melihat apakah jumlah air pada permukaan cobek berkurang. Bila berkurang itu petunjuk telah adanya kebocoran pada cobek batu.

3. Menggunakan akar kangkung dan akar bayam.
Sama seperti menggunakan ampas kelapa. Ulek akar kangkung dan akar bayam setelah itu cuci dan bersihkan.

Cobek digunakan untuk berbagai keperluan. Satu yang kerap dilakukan nenek saya dulu adalah menumbuk jengkol. Hingga kini sambal lado jariang buatan nenek tak tertandingi. Dengan adanya batu giling mungkin rasa yang serupa sambal lado jariang buatan almarhum nenek saya bisa kembali dihadirkan di tengah-tengah keluarga kecil saya. Dan semoga saja memang seperti itu. :)

Monday, 22 June 2015

D'Cobek

Dapur tuch ga lengkap kalo belum ada cobek. Tapi itu bukan berarti tulisan ini mewajibkan setiap rumah harus memiliki alat pengulek tradisional ini. Sah-sah saja bila kamu memutuskan menjejalkan dapur kamu dengan berbagai rupa teknologi kekinian. Mulai dari kompor tanam, standing dispenser, oven gas, oven listrik, oven kompor hingga microwave low watt yang tak pernah terpakai sekalipun. Dapurmu penuh sesak oleh alat-alat yang super canggih, super prakis dan pastinya super mahal. Tapi modernitas dirasa kurang lengkap bila dalam kegiatan masak memasak ini tidak diketemukannya pelumat bumbu berbahan batu di antara deretan alat-alat memasak yang serba modern itu.Yup, alat itu kerap disapa dengan sebutan COBEK. 

Cobek dipercaya masih memiliki pengaruh yang luar biasa terhadap hasil akhir dari sebuah masakan. Konon tekanan-tekanan yang dilakukan tiap kali melumat bumbu dapur akan mengeluarkan aroma dan kelezatan yang tidak bisa didapat dari sebuah blender. Namun meskipun begitu banyak pintu-pintu rumah yang lebih membiarkan blender memasuki ruang memasak mereka tinimbang piring batu berbentuk ceper ini. Blender tidak hanya kerap dijumpai di kota-kota besar bahkan bisa jadi sudah merambah ke pelosok-pelosok desa. Cara kerja yang gampang menjadi daya jual dari alat elektronik satu ini.

Pada daerah-daerah tertentu di negeriku ini tak jarang menemukan cobek yang berkualitas baik adalah sebuah kesulitan. Tidak seperti Muntilan yang dengan gampangnya kita mendapati alat pengeluk dengan bahan baku yang diminati banyak orang. Karena cobek bisa dihasilkan dari beberapa material yang berbeda. Bisa berupa bahan campuran semen, bisa juga berasal dari bagian batang tumbuhan yang mengeras, atau dari tanah liat yang memang oleh tangan-tangan kreatif sering digunakan sebagai bahan baku sebuah produk kerajinan. 

Munkin karena Muntilan dibelah oleh sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Sungai-sungai tersbut digunakan sebagai jalur banjir lahar dari salah satu gunung api teraktif di Indonesia. Batu-batu yang terbawa saat Merapi memuntahkan isi perutnya itulah yang diyakini sebagai bahan bermutu tinggi untuk pembuatan sebuah cobek. 

Memang pada umumnya cobek batu menjadi pilihan favorit banyak orang. Namun bila cobek batu langka ditemukan maka opsi bisa dialihkan kepada cobek-cobek dari bahan baku yang lain. Karena setiap bahan pembuat memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pintar-pintar kita saja mengenali pilihan yang sesuai dengan hati.

Tulisan ini bukan anti kekinian. Sebagai tulisan pertama dari blog ini, penulis hanya mencoba mengupas bahwa cara kerja yang konvesional terkadang merupakan jurus jitu yang patut dipertimbangkan. Bahkan tak jarang kekunoan menjadi nilai jual yang tinggi dari sebuah produk. Jadi tidak selamanya kuno itu tidak baik, tidak gaul, atau bahkan dianggap tidak bermutu. Jadi jangan takut dianggap kolot bila nilai yang kamu perjuangkan memang sesuai dengan idealismemu sebagai manusia.